vidio pohon kehidupan
Sejarah Kalpataru |
Pengetahuan Umum - Bumi Alam dan Lingkungannya | |
Kebersihan merupakan hal yang penting dalam
lingkungan hidup manusia. Tanpa kebersihan akan muncul berbagai masalah,
contohnya adalah timbulnya kuman-kuman penyakit. Siapa yang bertanggung
jawab pada kebersihan? Jawabannya adalah kita semua. Sebagai siswa
sekolah, kita juga wajib menjaga kebersihan sekolah. Jangan malas untuk
melaksanakan piket sekolah. Di lingkungan rumah, kita juga harus rutin
membersihkan area lingkungan rumah, baik sekeluarga maupun bekerja bakti
dengan tetangga rumah.
Karena sangat pentingnya kebersihan, pemerintah juga memberikan
penghargaan untuk perorangan maupun masyarakat yang berhasil mempelopori
dan melestarikan fungsi lingkungan hidup. Adik-adik ada yang tahu nama
penghargaan tersebut ? Ya, benar. Salah satu nama penghargaan tersebut
dinamakan KALPATARU. KALPATARU berarti pohon kehidupan. Lambang ini
diambil dari relief Candi Mendut, Jawa Tengah ini diangkat ke permukaan
menjadi nama sebuah penghargaan di bidang lingkungan yang diberikan
perorangan atau masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporannya dalam
melestarikan fungsi lingkungan hidup. Pahatan KALPATARU mencerminkan
suatu tatanan lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang yang
diidamkan karena melambangkan hutan, tanah, air, udara, dan makhluk
hidup.
Penghargaan Kalpataru diberikan pada anggota atau
kelompok masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporan dan memberikan
sumbangsihnya bagi upaya-upaya pemeliharaan fungsi ekosistem. Anugerah
ini diberikan setiap tahun bertepatan pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia
setiap tanggal 5 Juni oleh Presiden bertujuan untuk merangsang dan
memotivasi peran aktif masyarakat dalam melestarikan fungsi lingkungan
menurut bentuk pengabdiannya masing-masing. Melalui pemberian
penghargaan ini diharapkan bisa mengangkat kepeloporan dan keteladanan
serta mensosialisasikan nya kepada masyarakat luas
Sejarah Penghargaan Kalpataru
Sebelum adanya penghargaan Kalpataru, penghargaan
lingkungan hidup secara nasional mulai diberikan pada tahun 1980 berupa
sebuah plakat. Di atas permukaan plakat tertera tulisan “Hadiah
Lingkungan” dengan tambahan “Tahun 1980”. Penghargaan ini diberikan
kepada LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan
Sosial) Jakarta; Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya; Badan Sosial
Maumere, Flores; Dian Desa, Yogyakarta; Masyarakat Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta serta Masyarakat Desa
Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Sejarah lambang kalpataru kemudian adalah setelah
Markus Djajadiningrat, sarjana seni rupa Institut Teknologi Bandung,
pada awal 1981 ditugaskan mencari gambar untuk perangko seri lingkungan
hidup. Waktu itu ia sampai di Candi Mendut, Jawa Tengah. Di antara
relief candi, ia menemukan suatu gambar ‘pohon kehidupan’ yang
dikelilingi kendi berisi uang dan batu permata. Foto relief tadi
dipelajari oleh ahli purbakala, dan menamakan pohon itu ‘Kalpataru’.
Antara tahun 1981 hingga 1988, penghargaan Kalpataru diberikan untuk 3 bidang atau kategori :
Salah satu prinsip pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. Sejalan dengan itu, Pasal 10 UU No. 23 Tahun
1997, menyebutkan bahwa dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup,
pemerintah antara lain berkewajiban memberikan penghargaan kepada orang
atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup. Penghargaan
lingkungan hidup nasional yang diberikan pemerintah antara lain terdiri
dari anugerah Kalpataru.
Penghargaan Kalpataru diberikan pada anggota atau
kelompok masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporan dan memberikan
sumbangsihnya bagi upaya-upaya pemeliharaan fungsi ekosistem. Anugerah
ini diberikan setiap tahun bertepatan pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia
setiap tanggal 5 Juni oleh Presiden bertujuan untuk merangsang dan
memotivasi peran aktif masyarakat dalam melestarikan fungsi lingkungan
menurut bentuk pengabdiannya masing-masing. Melalui pemberian
penghargaan ini diharapkan bisa mengangkat kepeloporan dan keteladanan
serta mensosialisasikan nya kepada masyarakat luas.
|